Rabu, 30 Januari 2013

Perjalanan arema mula 1986-2011


Kilas Balik Perjalanan AREMA mulai 1986 s/d 2011



Arema” suatu tim sepakbola kebanggaan warga Malang, dalam kiprahnya di dunia persepakbolaan Indonesia selalu diperhitungkan oleh pihak lawan yang dihadapi, bukan hanya karena tim Arema sendiri yang ditakuti pihak lawan, akan tetapi juga karena di belakang Arema, ada Aremania yang selalu datang mendukung tim kebanggannya kala bertanding, dimanapun itu. Biar di ujung bhumi Papuapun, Aremania selalu hadir. Selang waktu sudah 24 tahun ini Arema berdiri, Arema telah menorehkan berbagai macam prestasi.
Disini ayas mencoba merangkumnya. Apa saja catatan prestasi yang Arema peroleh, yaitu:
Tahun 1986. Cikal bakal Arema diawali dari klub Aremada, didirikan (Alm) Dirk Soetrisno di Jl. Sampo, Malang.

11 Agustus 1987. PS Aremada diambil alih oleh Acub Zainal bersama putranya, Lucky Acub Zainal. Mereka mendirikan klub PS AREMA yang langsung ikut kompetisi Galatama VIII musim 1987/1988, menempati peringkat enam dari 14 tim peserta. Arema memunculkan tiga bintang asal papua, yaitu Mecky Tata, Dominggus Nowenik dan Panus Korwa.
Tahun 1988/89 Galatama IX Arema finish diperingkat ke-8 dari 18 tim, dan menempatkan mecky tata sebagai top scorer dgn 18 gol, berbagi dgn top scorer bandung raya Dadang Kurnia
Tahun 1990 Galatama X arema finish diurutan ke- 4 dari 18 tim ketika itu arema diasuh oleh alm. andi m teguh
Tahun 1990/92 Galatama XI Arema finish di urutan ke-4 dari 20 tim, dan menempatkan Singgih Pitono sebagai top scorer dgn 21 gol
Tahun 1992. Musim Kompetisi Galatama XII menempatkan Arema sebagai Juara dengan bintang striker Singgih Pitono sebagai Top Scorer Galatama XII. Pelatih Andi Teguh (Alm)/M. Basri yang sebelumnya menjadi asisten pelatih dari Zukarnaen Pasaribu di PKT (ayas sek durung jelas ) di putaran ke 2 pindah ke mitra surabaya sebagai gantinya Gusnul Yakin.
Tahun 1993. Tokoh kawakan Arema (Alm) Ebes Soegiyono dan Acub Zainal, lengser dari kepengurusan. H.M. Mislan menjadi Ketua Umum Yayasan Arema. Prestasi AREMA di kompetisi Galatama terakhir ini terpuruk di papan bawah.
Tahun 1994. Liga Indonesia (LI) dimulai, klub eks Galatama dan Perserikatan dilebur, peringkat AREMA saat itu hanya di papan bawah.
Tahun 1995. Tinton Suprapto masuk menjadi Ketua Umum Yayasan Arema dengan Wakil Ketua Umum Lucky Acub Zainal.
Tahun 1996. Pada musim LI III ligina/ liga kansas indonesia III Arema yang di arsiteki Suharno dan diperkuat legiun asing sekaliber Jc Moreno, Nelson Leon Sanches dan Jm Rubio masuk ke babak ke II untuk pertama kalinya atau babak 12 besar. di ujungpandang waktu itu pemain bintang Arema, Aji Santoso, pindah ke klub Persebaya Surabaya dengan rekor transfer Rp 50 juta.
Tahun 1997. Ligina IV tanpa sponsor Arema terpuruk di papan bawah, ketika itu arema di arsiteki pelatih alm. hamid asnan yang kemudian digantikan oleh Winarto yang juga kakak dari Setyo BudiartoAremania dibentuk sebagai media supporter AREMA. Kompetisi LI IV dihentikan karena alasan politik dan keamanan. Karena terjadi kerusuhan politik. Masa Reformasi ker!
Tahun 1999. Pada Kompetisi LI V, Arema yang di arsiteki M Basri dan diperkuat pemain asing seperti Juan Rubio, Rodrigo Araya, Essomba “Saimo” Atangana, dan Pacho masuk ke babak 8 besar. waktu itu di Jakarta Arema lolos ke babak 12 Besar di Makasar, Arema diperkuat tiga bintang asal Chili, yaitu J.C. Moreno, J.M. Rubio dan Nelson Sanchez.
Tahun 2000. Pada Kompetisi LI VI, AREMA lolos ke babak delapan besar di Senayan dengan diperkuat tiga bintang asal Chili, yaitu J.M. Rubio, Rodrigo Araya dan sang fenomenal Pacho Rubio. Aremania meraih predikat “The Best Supporter” di Indonesia dan diakui sebagai supporter teladan se-Indonesia. Pelatih M. Basri.
Tahun 2001. Masuknya Iwan Budianto berduet dengan Lucky Acub Zainal membawa kembali AREMA ke babak delapan besar LI VII, Arema membuat catatan tersendiri dengan duet Bamidele Bobby Manuel dan Ahmad Junaidi di
lini depan. Pelatih Daniel Roekito.
Tahun 2002Arema lolos lagi ke babak delapan besar LI VIII. Bintang muda Johan Prasetyo dan Suswanto menjadi perhatian nasional. Pelatih Daniel Roekito.
Tahun 2003. LI IX merupakan musim terberat AREMA, karena ditinggal Ketua umumnya, Iwan Budianto, dengan membawa pilar AREMA seperti Johan Prasetyo, Suswanto, Wawan Widiantoro, Aris Susanto, Haryanto, Khusnul Yuli dan Bamidele Bobby Manuel ke Persik Kediri. AREMA terdegradasi ke Divisi I. Pada 29 Januari 2003, PT Bentoel Prima Malang Tbk, sebagai perusahaan rokok tua di Malang, resmi masuk dan menangani Arema secara penuh. Pelatih / Bidang Teknik Henk Wullems.
Tahun 2004. Memasuki persiapan Divisi I Pertamina 2003/2004, masuknya beberapa pemain bertalenta seperti Erol F.X. Iba (eks Semen Padang), Sunar Sulaiman (eks Barito Putra), Aris Budi P. dan Sony Kurniawan (eks Petrokimia Putra), Sutaji (eks Deltras Sidoarjo), Marthen Tao (eks PKT), mampu membuat kinerja AREMA semakin matang dengan sokongan pemain lama macam I Putu Gede, Nanang Supriyadi, Enjang Rohiman, Stanley Mamuaya, Charles Horik serta legiun asing dari Brasil, Claudio de Jesus, Rivaldo Costa, Junior Lima dan Joao Carlos hingga membuat Arema menduduki singgasana Grup Timur dengan rekor 100% kemenangan kandang di stadion Gajayana. Selanjutnya pada Babak 6 Besar di Lebak Bulus Arema menjadi juara grup dengan kemenangan atas Persema Malang 4-1 dan Persibom Boolang Mongondow 3-0. Diakhiri sebagai Juara Divisi I Liga Pertamina 2003/2004 dengan menundukkan PSDS Deli Serdang 1-0 dalam partai final Divisi I di Gelora Bung Karno Tgl 11 Oktober 2004 lewat gol yang dicetak melalui tendangan salto oleh striker Marthen Tao pada menit ke-119. Sekaligus melengkapi sukses ganda dengan mengantarkan Arema kembali memasuki elite sepak bola nasional Divisi Utama. Pelatih : Benny Dollo.
Tahun 2005 Arema menambah beberapa amunisi baru : Alex Pulalo, Firman Utina, Franco Hita, Emalue Serge (Rivaldo Costa ngalup, Junior Lima diganti Serge), hasilnya 8 Besar Divisi Utama Ligina(Peringkat 2 Grup Barat) dan JUARA COPA INDONESIA di Final mengalahkan Persija 4-3.
Tahun 2006 Arema relatif tidak berubah banyak dibanding Skuad 2005, hanya menambah Andela Atangana menggantikan Claudio Jesus dan Leo Soputan ditambah Kiper Aahmad Kurniawan. Hasilnya Liga Indonesia 2006 : 8 Besar Divisi Utama (Capolista Grup Barat) dan mempertahankan COPA Indonesia dengan mengalahkan Persipura 2-0 di Final, sekaligus menyabet Top Skor (Serge), Pemain Terbaik (Aris Budi), dan Suporter Terbaik Aremania. Pada tahun itu juga Aremania menyabet Gelar “SUPORTER TELADAN” dari Menpora.
Tahun 2007 Pelatih Benny Dollo Mundur, diikuti Mayoritas Pahlawan Arema yang membawa AREMA menjadi Juara Copa : Firman Utina, Leo Soputan, Aris Budi, Kurnia Sandi, Warsidi, Marthen Tao, Andela Atangana, Franco Hita, Zaenuri, El capitano I Putu Gede dan Erol Iba. Pelatih Baru didatangkan dari Ceko : Miroslav Janu didampingi mantan asistennhya di PSM Toni Ho, pemain2 baru didatangkan : Ponaryo, Elie Aiboy, Zaenal Ikhwan, Pato Morales, Bruno, Hendro Kartiko dll. Di bawah Miroslav Janu prestasi Arema selama 1/2 musim terpuruk di Ligina Wil. Timur (Posisi 9) dan secara tragis Tersingkir di 32 Besar
Copa oleh Persekabpas.
Tahun 2008, kompetisi Ligina berganti menjadi Indonesia Super League (ISL), pergantian kompeitisi ini merupakan kebijakan Badan Liga Indonesia ( BLI) untuk meningkatkan kualitas kompeitisi. Kompetisi kasta atas ini diikuti 18 tim profesional. Di tahun petamanya, tahun 2008, Arema dilatih Bambang Nurdiansyah. Tapi Bambang hanya bertahan selama 5 bulan yang kemudian diganti oleh Gusnul Yakin, sampai kompitisi ISL pertama itu berakhir, Arema diposisi 10 besar.
Tahun  2009, persiapan Arema justru dianggap sebagai klub yang terlambat melakukan persiapan, semua pihak meragukan Arema akan eksis di kompetisi sepak bola Indonesia, karena atas kebijakan aturan PT Bentoel Investama sebagai pemilik Arema menyerahkan pengelolaan klub kepada konsorsium. Yayasan Arema mendatangkan Robert Rene Alberts, pelatih asal Belanda yang tinggal di Malaysia, tidak hanya satu pun publik bola Indonesia mengenalnya. Punggawa Arema sendiri, sebagian besar penilaian orang adalah pemain-pemain eks Arema, dan pemain yang sama sekali tidak dikenal saat itu, seperti Kurnia Meiga, Ahmad Bustomi, Roman Chamelo, Alam Shah, M. Riduan, M. Fakhrudin, Purwaka Yudhi,  Namun, ditengah kompetisi bergulir, prestasi Arema Indonesia–setelah diganti namanya disamakan dengan nama PT– justru berprestasi tercatat tidak tergeser di posisi puncak klasemen, hingga menjuarai ISL periode tahun kompetisi 2009/2010, dan pemain Arema Indonesia, Kurnia Mega yang pada pertengahan musim menggantikan Markus Haris Maulana (Markus Horrison) karena mengundurkan diri dariArema terpilih sebagai pemain terbaik, Arema Indonesia juga mampu meraih runner-up Piala Indonesia tahun 2010 (dilansir dari berbagai sumber)
Tahun 2010 Arema mengalami kondisi yang mengenaskan, dengan memulai kompetisi yang dibebani utang  Rp 7,5M. Dtambah dengan perginya pelatih kecintaan Aremania Robert Rene Albert untuk melatih PSM Makasar , pada akhirnya pihak managemet Arema memanggil lagi Miroslav Janu untuk melatih Arema demi mempersiapkan diri untuk mengikuti Liga Chamion Asia. Atas rekomendasi pelatih, akhirnya 90% pemain dipertahankan kontraknya, dan menambahkan Ahmad Amirrudin, Leonard tumpamahu, Talohu Abdul Musafri, Yongki Aribowo dll. Meski akhirnya di LCA Arema belum bisa berbuat banyak, akan tetapi di ISLArema mampu bertengger di peringkat 2 akhir klasemen ISL  diakhiri pertandingan melawan Bontang FC pada tanggal 19-06-2011  dengan mencatat rekor kemenangan terbesar Arema kandang, yaitu dengan skor 8-0. Sungguh hasil yang sangat membanggakan bagi Aremania
PRESTASI MENONJOL :
- Juara Galatama 1992/1993
- Runner Up Piala Liga 1992
- Juara Divisi 1 Liga Indonesia 2004
- Juara COPA Indonesia 2005 ( berhak berlaga di Liga Champion Asia )
- Juara COPA Indonesia 2006 (berhak tampil di Liga Champions Asia)
Prestasi Lainnya dihitung mulai bergulirnya Liga Indonesia :
Liga Indonesia 1994/1995 : Peringkat 6 Divisi Utama Wilayah Timur
Liga Indonesia 1995/1996 : Peringkat 12 Divisi Utama Wilayah Timur
Liga Indonesia 1996/1997 : Peringkat 3 Divisi Utama Wilayah Barat
Liga Indonesia 1997/1998 : Peringkat 6 Divisi Utama Wilayah Barat
(Liga dihentikan)
Liga Indonesia 1998/1999 : Peringkat 3 Divisi Utama Wilayah Tengah
Liga Indonesia 1999/2000 : 8 Besar Divisi Utama (Peringkat 2 Grup
Timur)
Liga Indonesia 2001 : 8 Besar Divisi Utama (Peringkat 3 Grup Timur)
Liga Indonesia 2002 : 8 Besar Divisi Utama (Peringkat 2 Grup Barat)
Liga Indonesia 2003 : Peringkat 17 Divisi Utama (Degradasi)
Liga Indonesia 2004 : Juara Divisi I (Promosi Divisi Utama)
Liga Indonesia 2005 : 8 Besar Divisi Utama (Peringkat 2 Grup Barat)
Liga Indonesia 2006 : 8 Besar Divisi Utama (Capolista Grup Barat)
Liga Indonesia 2007 : Peringkat 9 wilayah timur, dan tersingkir di Copa Indonesia
Indonesia Super League 2008 : Peringkat 10 besar
Indonesia Super League 2009 : Prestas tertinggi sebagai Juara 1 ISL
Indonesia Super League 2010 : Peringkat 2 akhir klasemen ISL dan ikut serta dalam Liga Champion Asia
Salam Satoe Jiwa.

0 komentar:

Posting Komentar